Hari kedua, dimulai dengan acara penyembelihan kerbau yang dilakukan oleh ketua adat.
Selanjutnya kepala kerbau ditanam sebagai pasak bumi (pengaman) Desa Sembalun dari bala bencana.
Dagingnya kerbau dimasak ibu-ibu untuk disajikan dan disantap bersama-sama yang dalam istilah Bahasa Sasaknya adalag “Begibung”.
BACA JUGA: Seni Pepaosan Simbol Keberagaman di Lombok Barat
Setelah itu, digelar Ritual Mafakin dimana ritual ini para ketua adat membacakan bacaan selama prosesi penurunan bibit padi merah dari lembang sampai proses penyemaian.
Setelah prosesi di atas, masyarakat mengitari makam adat sebanyak sembilan kali putaran.
BACA JUGA: Perang Topat Simbol Rasa Syukur dan Keberagaman Warga Lombok
Masing-masing ketua adat atau yang diwakilkan oleh anaknya, menggendong air dari tujuh sumber mata airsebelum dikumpulkan menjadi satu di dalam makam.
Ritual adat Ngayu-Ayu berasal dari kata Ng=Ngumpulkan, A=Aik (13 Mata Air), Y=Yalah, U=Upacara, A=Adat Y=Yang U=Utama/pertama.
BACA JUGA: Ritual Nunas Neda, Cara Petani Kesik Mohon Kesuburan
Jadi Ngayu-Ayu berarti mengumpulkan 13 mata air adalah upacara adat yang utama atau pertama.(*/berbagai sumber)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News