Mengarak Bayi Kembar Beda Kelamin di Desa Sukarara

Mengarak Bayi Kembar Beda Kelamin di Desa Sukarara - GenPI.co NTB
Tradisi mengarak bayi kembar beda jenis kelamin di Desa Sukarara (tangkapan layar)

Tata cara ritual mengarak bayi tidak jauh beda dengan nyongkolan. Masyarakat yang ikut ritual mengenakan pakaian adat sasak.

Disampaikan bahwa tidak ada sanksi khusus bagi orangtua yang memiliki anak kembar beda jenis kelamin jika tidak ingin melaksanakan tradisi tersebut. Hanya mendapatkan sanksi sosial saja.

"Belum lama ini ada orangtua yang menolak anak kembarnya diarak keliling desa dan kami tidak memaksa. Hanya saja, masyarakat lainnya melakukan aksi demo kepada orangtua tersebut," ujarnya.

BACA JUGA:  Melihat Tradisi Kawin Culik di Lombok

Sebagai alat pelengkap dalam ritual tersebut, digunakan rampak atau wadah berbentuk bak mandi yang terbuat dari kulit sapi. Alat itu sebagai tempat bayi kembar.

Ritual ini dilakukan setelah bayi dilakukan perak api atau diberikan nama oleh orangtuanya.(*)

BACA JUGA:  Bau Nyale dan Penanggalan Sasak Simpul Pengetahuan Tradisional

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya