Bau Nyale dan Penanggalan Sasak Simpul Pengetahuan Tradisional

Bau Nyale dan Penanggalan Sasak Simpul Pengetahuan Tradisional - GenPI.co NTB
Penentuan Nyale memiliki perhitungan khusus. Biasanya ini dibahas khusus oleh para tetua Sasak. (foto : Majelis Adat Sasak)

GenPI.co Ntb - Penentuan Nyale atau cacing laut di Pulau Lombok melalui penanggalan Sasak. Sebelum panen Nyale ini dimulai, para tetua Sasak akan berkumpul menentukan tanggal.

Sistem penanggalan Sasak menurut salah satu tokoh, Lalu Ari Irawan mengatakan Bau Nyale sebagai salah satu simpul sistem pengetahuan tradisional masyarakat Sasak.

Keberadaan cerita ini menunjukkan betapa arifnya leluhur Sasak yang menggunakan sastra pada masanya sebagai media transformasi pengetahuan.

BACA JUGA:  Polres Loteng Jadikan Event Bau Nyale untuk Sosialisasi Prokes

Selain Mandalika digambarkan sebagai figur yang cantik, substansi yang kita dapatkan adalah pernyataan sang putri menunjukkan bahwa masyarakat Sasak pada masa itu telah mengenal sistem astronomi tradisional yang membuat mereka mampu menandai waktu untuk merayakan suatu peristiwa.

Bahkan dari cerita itu kita dapat memahami musim yang kemudian bisa dihubungkan dengan pola tanam dan pola sosiologis yang ada di tengah masyarakat.

BACA JUGA:  Gubernur NTB Puji Pelaksanaan Bau Nyale di Loteng

"Hal ini bahkan pernah membuat seorang peneliti dari Jepang sengaja datang untuk mempelajarinya. Belum lagi banyak ilmuan dalam negeri juga tertarik menulis tentang khasanah kebudayaan ini," katanya dikutip dari situs Majelis Adat Sasak.

Festival Bau Nyale sangat erat kaitannya dengan nama Putri Mandalika, cerita rakyat yang berkembang di Pulau Lombok.

BACA JUGA:  Gubernur Sebut Festival Bau Nyale Sebagai Spirit Kebahagiaan

Ketua Majelis Adat Sasak Lalu Bayu Windya mengatakan, momentum Bau Nyale tahun ini adalah saat yang tepat bagi pemerintah untuk memperkenalkan asal usul penamaan Sirkuit Mandalika.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya