GenPI.co Ntb - Salah satu budaya atau tradisi di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) yang cukup unik adalah bayi kembar beda jenis kelamin diarak keliling desa.
Tidak hanya diarak keliling desa, kadang juga bayi kembar tersebut diarak di sungai bawah jembatan Sukarara.
Ketua Lembaga Adat Desa Sukarara Mamiq Kandar mengatakan, tradisi arak bayi kembar beda jenis kelamin dilakukan dengan tujuan agar masyarakat mengetahui adanya bayi kembar.
BACA JUGA: Melihat Tradisi Kawin Culik di Lombok
"Hal itu untuk menghindari terjadinya perkawinan sedarah antara kedua bayi kembar nantinya," katanya, kepada GenPi.co NTB, Rabu (11/5).
Selain itu, bayi kembar diarak keliling desa juga untuk menghindari musibah berupa kekeringan.
BACA JUGA: Bau Nyale dan Penanggalan Sasak Simpul Pengetahuan Tradisional
"Saya tidak tahu persis itu mitos atau apalah namanya. Namun, ritual itu sebagai syarat menghindari musibah berupa kekeringan maka dilakukan ritual bayi kembar beda kelamin," ujarnya.
Adapun bayi kembar diarak di sungai untuk menghindari marabahaya atau penyakit terhadap kedua bayi.
BACA JUGA: Tradisi Ziarah Makam Masyarakat Lombok Padati Pekuburan
Dalam pelaksanaannya, dilakukan selama sekitar satu jam dengan diiringi gamelan dan tembang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News