Merawat Cerita Putri Mandalika dengan Karnaval Bau Nyale

Merawat Cerita Putri Mandalika dengan Karnaval Bau Nyale - GenPI.co NTB
Karnaval Bau Nyale yang digelar di halaman Kantor Bupati Lombok Tengah. (Wawan/GenPi.co NTB)

GenPI.co Ntb - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menggelar karnaval dalam rangka menyambut festival Bau Nyale dan melestarikan budaya sasak.

Karnaval Bau Nyale ini juga dianggap sebagai bentuk membumikan legenda Putri Mandalika yang konon ceritanya merupakan jelmaan dari Nyale atau cacing laut.

Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri mengatakan, Putri Mandalika telah mengajarkan masyarakat untuk berbuat adil.

BACA JUGA:  DPRD Loteng Agendakan Reposisi Alat Kelengkapan Dewan

Dalam cerita yang berkembang, Putri Mandalika merupakan gadis yang cantik jelita dan diperebutkan oleh anak para raja yang gagah perkasa.

Namun, sang Putri Mandalika tidak bisa memilih salah satunya lantaran tak ingin terjadi pertumpahan darah.

BACA JUGA:  Astaga, 1.200 Anak Loteng Putus Sekolah

Sehingga, Putri Mandalika memutuskan untuk menceburkan dirinya ke laut supaya bisa dirasakan oleh masyarakat secara umum.

"Biasanya, Nyale keluar setiap tanggal 20 bulan 10 penanggalan sasak," kata Pathul, kepada GenPi.co NTB Jumat (18/2).

BACA JUGA:  Polres Loteng Dalami Kasus Akun Facebook Hanafi Ilham

Menurutnya, Bau Nyale ini akan memberikan corak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Sirkuit Mandalika karena telah masuk dalam kalender pariwisata nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya