Menelusuri Kisah Kedatuan Benue di Kabupaten Loteng

Menelusuri Kisah Kedatuan Benue di Kabupaten Loteng - GenPI.co NTB
Turis asing saat berada di salah satu situs di Kecamatan Batukliang. Daerah ini disebut sebagai salah satu wilayah Kedatuan Benue. (M16 For GenPI.co NTB)

Beberapa artefak peninggalan Kedatuan Benue masih tersimpan hingga saat ini. Ada sebuah senjata berupa mata tombak yang telah membatu, guci kuno, pecahan kendi, kepeng tepong (uang bolong), hingga beras yang sudah menghitam karena lama tertimbun di tanah.

Artefak tersebut ditemukan saat terjadi longsor di sekitar lokasi, dan sisanya didapat dari penggalian batu.

Bahkan, masyarakat setempat juga pernah menemukan tulang belulang manusia yang bentuknya cukup panjang. Pada tulang tersebut, ditemukan perhiasan.

BACA JUGA:  MXGP Samota, Polda NTB Kerahkan Tim Pemburu Drone

Diyakini, tulang-tulang tersebut adalah tulang manusia yang tertimbun letusan Gunung Samalas di Lombok pada tahun 1257.

Akhir mengatakan Datu Benue memiliki julukan Wali Mukmin atau hamba Allah. Datu Benue memiliki seekor kuda yang sangat cepat ketika berlari yang bernama Kuda Sambarani.

BACA JUGA:  M16 Bakal Menelusuri Jejak Minyak Senggeger dan Banyuurip Sasak

Di depan makam tersebut ditemukan tempat mengikat kuda yang lengkap dengan sisa talinya.

Seorang tokoh pemuda Desa Selebung, Muslim, mengatakan Datu Benue ada pada periode 1800 tahun yang lalu. Jauh sebelum Islam datang.

BACA JUGA:  Menarik Wisatawan, Direktur M16 Usulkan Ada Pameran Benda Bertuah

"Datu Benue atau dikenal dengan nama Wali Mukmin menyebarkan prinsip atau nilai Islam secara tauhid. Kalau bicara Islam Nusantara, Wali Mukmin sosok yang fenomenal," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya