Menebus Kesalahan dengan Ritual Rebang Alung

Menebus Kesalahan dengan Ritual Rebang Alung - GenPI.co NTB
Kepala kerbau yang akan dilarung sebagai penebus kesalahan dalam Ritual Rebang Alung. (Foto : Majelis Adat Sasak)

GenPI.co Ntb - Ritual Rebang Alung merupakan rutual adat yang merupakan sanksi atau denda adat yang diberlakukan bagi orang yang  membuat pernyataan atau omongan yang menimbulkan konflik di tengah masyarkat.

Mengutip dari laman Majelis Adat sasal dalam istilah Sasak dikenal dengan istilah ngeletuhing jagad.

Dalam ritual ini, anggota masyarakat yang dinyatakan bersalah setelah melalui mekanisme adat harus membayar sanksi atau denda  berupa  piranti yang sudah disetujui oleh para tokoh adat dan pihak yang dinyatakan bersalah.

BACA JUGA:  Pawang Rinjani-Tokoh Adat Bayan Gencarkan Penanaman Pohon

Semua piranti dan denda yang sudah ditentukan akan dibawa didalam prosesi adat tersebut.

Salah satu yang harus dibayar atau diserahkan dalam ritual Rebang Alung adalah satu ekor kerbau dengan ukuran dan kriteria tertentu yang sudah disepakati bersama dalam musyawarah adat.

BACA JUGA:  Peta Kapanca, Ritual Pernikahan Bima

Untuk menentukan besaran denda kerbau tersebut sesuai antara ukuran tanduk kerbau harus sama dengan kuping/telinga, dalam bahasa Sasak dikenal istilah ketarep.

Bukan hanya sampai disitu denda ini juga mengisyaratkan anggota yang bersalah tadi perlu memberi makan anak yatim piatu dan jumlah disepakati dalam mekanisme adat tersebut.

BACA JUGA:  Nyarang Ujan, Ritual Penangkal Hujan Masyarakat Sasak

Rebang Alung dapat dimaknai berdasarkan kata penyusunnya yaitu, rebang ini dimaknai sebagai pembersihan, sedangkan alung dimaknai Undeng atawi remis/kotor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya