Prosesi Boteng Tunggul, Terjaga Hingga 8 Abad

Prosesi Boteng Tunggul, Terjaga Hingga 8 Abad - GenPI.co NTB
Prosesi Boteng Tunggul ini yang sudah berusia 8 abad adalah warisan budaya yang luar biasa yang dimiliki oleh masyarakat Lombok. (Foto : Humas Pemprov NTB)

GenPI.co Ntb - Dari Website Pemprov NTB diketahui, Boteng Tunggul adalah sebuah tradisi sakral yang biasa  digelar oleh masyarakat desa Pringgasela Kabupaten Lombok Timur NTB mengiringi upacara adat Gawe Desa. 

Boteng sendiri berarti berdiri dan Tunggul adalah kain tenun  yang dibuat pertama kali oleh tokoh tenun setempat yaitu Lebai Nursini.

Kini tunggul tersebut telah berumur ± 850 tahun, yang berarti sudah berada di tangan generasi pewaris ke - 17.

BACA JUGA:  Top, Sabtu Budaya Diapresiasi Kemendibudristek

Tradisi ini sebagai cermin sejarah perjalanan tenun Pringgasela.

Dalam Prosesi adat  Boteng Tunggul adalah kain tenun (Tunggul) yang diikatkan pada sebuah pohon bambu petung, sehingga tampak seperti umbul-umbul.

BACA JUGA:  Karaci, Seni Adu Keberanian Tana Samawa

Kain tunggul itu dipercaya memiliki nilai kesakralan tinggi, sehingga ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi ketika akan mengibarkan dalam suatu kegiatan adat gawe desa.

Demikian juga Bambu Petung sebagai Tiang Tunggul.

BACA JUGA:  Tari Kanja, Seni Beladiri yang Diperhalus

Selain harus diambil utuh mulai dari bagian akar sampai ujungnya, juga orang yang mengikatkan kain itu hanyalah oleh pewaris tradisi, diiringi dengan seni tradisional sasak yaitu Gendang Belek dan kesenian Rantok. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya