Masyarakat Pringgasela menganggap Tunggul ini adalah tenun Pringgasela dimana mereka sadar bahwa mereka dilahirkan dengan tenun.
Sehingga harus dijaga sampai kapanpun.
Tunggul ini juga sering digunakan sebagai media pengobatan dengan memanjatkan doa dan salawat.
BACA JUGA: Top, Sabtu Budaya Diapresiasi Kemendibudristek
Tunggul terakhir kali dikibarkan pada tahun 1979 silam, ketika pewaris dari kain ini menikah.
Sejak saat itu, masyarakat sudah tidak pernah melihat tunggul dikibarkan.(*)
BACA JUGA: Karaci, Seni Adu Keberanian Tana Samawa
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News