Budaya

Perang Topat, Cara Mengungkapkan Rasa Syukur

Perang Topat, Cara Mengungkapkan Rasa Syukur - GenPI.co NTB
Perang Topat salah satu warisan tradisi di Pulau Lombok sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta. (Foto : Dok BPPD NTB)

GenPI.co Ntb - Perang topat merupakan tradisi masyarakat suku Sasak dalam bentuk upacara ritual.

Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada sang pencipta, atas kemakmuran yang diberikan, seperti tanah yang subur dan hujan.

Upacara ritual ini dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak setiap tahunnya, pada saat purnama keenam menurut kalender Sasak.

BACA JUGA:  Tari Kanja, Seni Beladiri yang Diperhalus

Atau sekitar bulan November-Desember di Taman Lingsar.

Setelah selesai pedande memuja, yaitu selama periode “Rokok Kembang Waru” sekitar pukul 17.30 waktu setempat.

BACA JUGA:  Barapan Kebo Sumbawa

Prosesi upacara ritual ini dapat dikatakan unik, karena dilakukan dengan cara saling melempar topat (ketupat).

Sehingga, tidak heran apabila upacara ritual ini diberi nama perang topat, karena peserta upacaranya saling melemparkan topat.

BACA JUGA:  Budaya Sasak Menjadi Benteng Sirkuit Mandalika

Perang topat ini menjadi salah satu acara yang digemari oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya