Kerisauan Dubes Turki Pada MotoGP Lombok, Begini Penjelasannya

Kerisauan Dubes Turki Pada MotoGP Lombok, Begini Penjelasannya - GenPI.co NTB
Putra NTB yang menjadi Duta Besar Turki Lalu Muhammad Iqbal. (dok Iqbal)

Iqbal pun mengingatkan, wisata Senggigi dulu, yang dibangun di akhir 80-an dan 90-an. Semua orang mengira akan ada durian runtuh yang menyelesaikan semua masalah.

Sudah puluhan tahun Kawasan itu ada dan semua masalah lokal masih tetap ada, ditambah lagi dengan masalah sosial baru akibat budaya baru yang dibawa oleh pariwisata yang masuk tanpa permisi.

"Ya budaya ini datang mengikuti kedatangan orang-orang asing tanpa kulo nuwun,"ucap alumni Ponpes Assalam, Solo ini.

BACA JUGA:  MotoGP Sumbang Rp4,5 Triliun, Kata Menteri Sandiaga Uno

Pun begitu dengan hadirnya bandara internasional di Kabupaten Lombok Tengah, semua orang tenggelam dalam euforia. Semua pemimpin lokal baik formal maupun informal meletakkan harapan ke bandara tersebut untuk menyelesaikan semua masalah lokal.

"Setelah sekian tahun, masalah-masalah lokal tetap disitu-disitu saja, dan ditambah dengan masalah baru akibat meningkatnya mobilitas manusia yang membawa juga budaya-budaya dan peradaban luar ke masyarakat lokal," ujarya.

BACA JUGA:  BPS Sebut Total Perputaran Uang Selama MotoGP Rp606,7 Miliar

"Yang sama sekali tidak dipersiapkan untuk menghadapi benturan budaya cultural shock (gagap budaya)," sambungnya.

Iqbal justru menilai, ekonomi yang sustainable adalah ekonomi yang dibangun dari bawah, bukan yang disuntikkan dari atas melalui investasi-investasi besar.

BACA JUGA:  Soal Pajak MotoGP, Dewan Sebut Pemkab Loteng Langgar Perda

"Lalu apakah Kapitalisme salah?. Bisa iya, bisa juga tidak. Yang jelas salah adalah, kalau kita menggantungkan harapan berlebihan dan lupa memitigasi resiko-resikonya," tandasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya