4-Meningkatkan risiko kanker
Dalam beberapa kasus, pengolahan daging bisa membentuk senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging.
BACA JUGA: Petakan Potensi Tiap Wilayah, Pemprov NTB Gelar Lomba Desa
Mengutip studi terbitan Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum.
Kedua senyawa ini mampu menyebabkan mutasi genetik. Sel-sel tubuh pun bisa berubah menjadi ganas dan memicu penyakit kanker.
BACA JUGA: Tercatat 38 Titik, Petak Anjal dan Gepeng di Mataram
5-Kekurangan serat
Pada dasarnya, daging merupakan salah satu makanan kaya protein yang diperlukan tubuh. Sayangnya, daging tidak memiliki kandungan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
BACA JUGA: Januari-Juni, Data Dinkes DBD di Mataram Capai 385 Kasus
Artinya, jika makan asupan protein hewani terlalu banyak, Anda rentan kekurangan kandungan serat sehari-harinya. Padahal, serat merupakan zat gizi yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses agar mudah keluar.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News