Penuh Haru, Lakon Lampan Lahat, Ceritakan Paman Nabi Muhammad

Penuh Haru, Lakon Lampan Lahat, Ceritakan Paman Nabi Muhammad - GenPI.co NTB
Ki Dalang Wildan (tengah) mengisahkan tentang mistinya lakon Lampan Lahat kepada Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Bambang Mei Finarwanto (kanan). (M16 For GenPi.co NTB)

Ki Dalang Wildan menjelaskan, Jayeng Rane dalam wayang Sasak digambarkan dengan ciri khas sederhana.

Berbeda dengan Wayang Jawa, Jayeng Rane digambarkan sebagai Arjuna dengan menggunakan perhiasan mahkota dan gelang.

"Jayeng Rane kalau di wayang Jawa itu Arjuna. Banyak gelang, mahkota, kalau di wayang Sasak bentuknya polos sebagai simbol kesederhanaan," katanya.

BACA JUGA:  Lampan Lahat, Lakon Wayang Sasak yang Harus Bertaruh Nyawa

Dijelaskan, karakter dalam wayang dibagi dua yaitu wayang kiri dan kanan, dan satunya adalah gunungan wayang.

Wayang kiri menggambarkan sosok antagonis berwatak sombong, dan wayang kanan menggambarkan tokoh utama atau pahlawan dan sosok yang baik.

BACA JUGA:  Begini Kisah-kisah Soal Wayang Sasak

Dalam wayang Sasak menggunakan bahasa Kawi. Bahasa tersebut untuk memudahkan penonton, karena menggabungkan tiga bahasa, seperti Sasak, Jawa dan Bali.

"Kenapa pakai bahasa Kawi wayang Sasak, diambil garis tengah bahasa Sasak masuk, bahasa Jawa masuk dan bahasa Bali masuk. Cepat dicerna publik," ujarnya.

BACA JUGA:  Terkait Joki Cilik, Ini Harapan Ketua Komisi Pacuan Kuda NTB

Ki Dalang Wildan sejak tahun 1973 telah menjadi dalang. Bahkan saat usia sekolah, dia selalu belajar membuat dan memainkan wayang. Itu membuat dirinya kini sering dipanggil untuk pertunjukan wayang.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya