Tradisi Pacuan Kuda dengan Joki Cilik di Desa Penyaring

Tradisi Pacuan Kuda dengan Joki Cilik di Desa Penyaring - GenPI.co NTB
Joki kuda cilik sedang memacu tunggangannya di lintasan. Joki kuda cilik ini harus mulai dihilangkan dati lomba kuda. (foto : Antara)

Tidak ada yang tahu secara pasti kapan tradisi main jaran dimulai. Yang jelas, festival budaya tersebut biasanya diadakan antara Mei-Oktober, saat musim kemarau.

Yang menjadi ciri khas lomba balap kuda itu adalah tidak adanya joki dewasa yang boleh ikut bertanding. Semua jokinya masih anak-anak dengan usia sangat belia, 6-12 tahun.

Walaupun masih anak-anak, nyali mereka cukup besar. Mereka menunggang kuda hanya dengan pengaman helm di kepala, tanpa pelana atau perlengkapan standar berkuda lainnya. Jatuh dari kuda atau bahkan terseret kuda yang berlari kencang seolah sudah lazim.(*)

BACA JUGA:  Sebagian Wilayah NTB Bakal Diguyur Hujan

 

Tonton Video viral berikut:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya