Tradisi Pacuan Kuda dengan Joki Cilik di Desa Penyaring

Tradisi Pacuan Kuda dengan Joki Cilik di Desa Penyaring - GenPI.co NTB
Joki kuda cilik sedang memacu tunggangannya di lintasan. Joki kuda cilik ini harus mulai dihilangkan dati lomba kuda. (foto : Antara)

GenPI.co Ntb - Di Sumbawa ada tradisi lomba pacuan kuda yang jokinya anak-anak kecil. Bocah-bocah ingusan itu cukup mahir mengendalikan kuda pacu masing-masing. Padahal, mereka berlaga tanpa perlengkapan yang memadai.

Pacuan kuda ini biasa digelar di Desa Penyaring, desa ini berada di sebelah timur laut Kota Sumbawa Besar.

Desa ini pada hari-hari biasa jarang dikunjungi orang luar. Namun, saat ada lomba pacuan kuda, Desa Penyaringan mendadak ramai.

BACA JUGA:  Sebagian Wilayah NTB Bakal Diguyur Hujan

Ratusan orang hilir mudik keluar masuk desa tersebut. Sebagian di antara mereka membawa serta kuda-kuda pacu. Kuda ini dipacu di Kerato Angin Laut.

Itulah pacuan kuda tradisional yang sudah lama diadakan di desa tersebut secara turun-temurun. Hampir setiap tahun desa itu ramai dikunjungi orang luar dari berbagai penjuru kota untuk mengikuti lomba pacuan kuda tersebut atau sekadar menonton event tahunan itu.

BACA JUGA:  Jelang MXGP, Sumbawa Telah Bebas Rabies

Di Sumbawa Besar, lomba balap kuda itu disebut main jaran. Tak heran bila desa tersebut memiliki kerato, lapangan pacuan kuda.

Juga kuda-kuda tunggangan yang terlatih. Selain itu, perhatian tertuju pada joki cilik yang gagah berani dan siap bertarung memacu kudanya sekencang mungkin.

BACA JUGA:  Mengenal Mandi Safar di Pulau Lombok

Kuda-kuda beserta jokinya didatangkan di lapangan untuk sesi pengukuran dan penentuan kelas tanding. Sedangkan tanding resminya baru dilangsungkan akhir bulan ini dalam sebuah festival budaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya