Diakuinya Joki cilik adalah masalah kompleks yang terjadi di NTB. Namun menurutnya harus ada perlindungan khusus terhadap anak sebagai joki cilik.
"Walaupun Pacuan kuda sebagai tradisi dan budaya di Bima,"sebutnya.
Sedangkan Ketua TP PKK Kabupaten Bima Rostiati Dahlan mengaku, khawatir keberadaan joki cilik ini.
BACA JUGA: Jaran Kamput, Kuda-kudaan Saat Pernikahan dan Sunatan
Menurutnya ada 3 hal yang harus diperhatikan mengenai persoalan joki cilik ini. Pertama terkait ekonomi, kedua pendidikan dan ketiga terkait hobi.
Kondisi ekonomi memaksa anak-anak ini menjadi joki cilik. Tergiur dengan bayaran yang hanya sedikit dibanding keselamatannya.
BACA JUGA: Sirkuit Pacuan Kuda Internasional Bakal Dibangun di Dompu
Begitupun persoalan pendidikan, menjadi terbengkalai akibat anak tidak masuk sekolah. Tidak hanya itu, hobi turun temurun jadi faktor seorang anak berani menjadi joki.
"Disinilah peran orang tua untuk melarang anaknya menjadi joki karena masih terlalu kecil,"kata istri Wabup Bima ini.(*)
BACA JUGA: Dua Minggu Sebelum Balapan, Pengerjaan Sirkuit MXGP Tuntas
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News