Jaran Kamput, Kuda-kudaan Saat Pernikahan dan Sunatan

Jaran Kamput, Kuda-kudaan Saat Pernikahan dan Sunatan - GenPI.co NTB
Tradisi Jaran Kamput, dipertontonkan saat acara-acara tertentu oleh masyarakat Sasak di Pulau Lombok.(Wawan/GenPi.co NTB)

GenPI.co Ntb - Jaran Kamput merupakan salah satu tradisi budaya suku Sasak atau Lombok. Tradisi ini biasanya dilakukan saat upacara pernikahan atau sunatan dan juga menggotong tamu agung.

Jaran Kamput sendiri memiliki arti kuda tunggangan yang dimanifestasikan dalam bentuk kuda-kudaan yang terbuat dari kayu.

Bagi anak-anak, Jaran Kamput biasanya ditunggangi menjelang sunatan.

BACA JUGA:  Sejarah Masuknya Islam ke Lombok, Dibawa oleh Sunan Prapen

Biasanya, Jaran Kamput digotong oleh 4 sampai 6 orang yang memiliki tubuh kekar dan tinggi rata.

Kesenian ini diiringi tabuhan gendang dan tarian untuk menghibur anak-anak yang disunat atau juga masyarakat yang menonton.

BACA JUGA:  Bantu Kekeringan di Lombok, HBK Peduli Tambah Armada Tangki Air

Seni dan kebudayaan ini sudah dilakukan secara turun temurun dan masih dilestarikan sampai saat ini.

Dalam catatan sejarah kebudayaan Lombok, Jaran Kamput merupakan perwujudan dari sosok Sekardiu yang konon merupakan kendaraan atau tunggangan dari Jayangrana yang merupakan sosok satria dalam cerita pewayangan Sasak.

BACA JUGA:  Merasakan Sensasi Pedas dari Nasi Puyung Lombok

Diceritakan, Jayangrana memiliki kendaraan sakti bernama Sekardiu yang digambarkan dalam bentuk makhluk aneh dan tampak seperti kuda, singa, dan naga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya