GenPI.co Ntb - Jaran Kamput merupakan salah satu tradisi budaya suku Sasak atau Lombok. Tradisi ini biasanya dilakukan saat upacara pernikahan atau sunatan dan juga menggotong tamu agung.
Jaran Kamput sendiri memiliki arti kuda tunggangan yang dimanifestasikan dalam bentuk kuda-kudaan yang terbuat dari kayu.
Bagi anak-anak, Jaran Kamput biasanya ditunggangi menjelang sunatan.
Biasanya, Jaran Kamput digotong oleh 4 sampai 6 orang yang memiliki tubuh kekar dan tinggi rata.
Kesenian ini diiringi tabuhan gendang dan tarian untuk menghibur anak-anak yang disunat atau juga masyarakat yang menonton.
Seni dan kebudayaan ini sudah dilakukan secara turun temurun dan masih dilestarikan sampai saat ini.
Dalam catatan sejarah kebudayaan Lombok, Jaran Kamput merupakan perwujudan dari sosok Sekardiu yang konon merupakan kendaraan atau tunggangan dari Jayangrana yang merupakan sosok satria dalam cerita pewayangan Sasak.
Diceritakan, Jayangrana memiliki kendaraan sakti bernama Sekardiu yang digambarkan dalam bentuk makhluk aneh dan tampak seperti kuda, singa, dan naga.
Makna yang terkandung di dalam simbol ini amatlah luas bagi kehidupan sosial dan religiusitas masyarakat Sasak.
Sosok Sekardiu atau Jaran Kamput ini juga menjadi salah satu maskot masyarakat Lombok, sebagai generasi penerus dari warisan nenek moyang.(*)