Jaran Kamput, Kuda-kudaan Saat Pernikahan dan Sunatan

19 Mei 2022 17:00

GenPI.co Ntb - Jaran Kamput merupakan salah satu tradisi budaya suku Sasak atau Lombok. Tradisi ini biasanya dilakukan saat upacara pernikahan atau sunatan dan juga menggotong tamu agung.

Jaran Kamput sendiri memiliki arti kuda tunggangan yang dimanifestasikan dalam bentuk kuda-kudaan yang terbuat dari kayu.

Bagi anak-anak, Jaran Kamput biasanya ditunggangi menjelang sunatan.

BACA JUGA:  Merasakan Sensasi Pedas dari Nasi Puyung Lombok

Biasanya, Jaran Kamput digotong oleh 4 sampai 6 orang yang memiliki tubuh kekar dan tinggi rata.

Kesenian ini diiringi tabuhan gendang dan tarian untuk menghibur anak-anak yang disunat atau juga masyarakat yang menonton.

BACA JUGA:  Bantu Kekeringan di Lombok, HBK Peduli Tambah Armada Tangki Air

Seni dan kebudayaan ini sudah dilakukan secara turun temurun dan masih dilestarikan sampai saat ini.

Dalam catatan sejarah kebudayaan Lombok, Jaran Kamput merupakan perwujudan dari sosok Sekardiu yang konon merupakan kendaraan atau tunggangan dari Jayangrana yang merupakan sosok satria dalam cerita pewayangan Sasak.

BACA JUGA:  Sejarah Masuknya Islam ke Lombok, Dibawa oleh Sunan Prapen

Diceritakan, Jayangrana memiliki kendaraan sakti bernama Sekardiu yang digambarkan dalam bentuk makhluk aneh dan tampak seperti kuda, singa, dan naga.

Makna yang terkandung di dalam simbol ini amatlah luas bagi kehidupan sosial dan religiusitas masyarakat Sasak.

Sosok Sekardiu atau Jaran Kamput ini juga menjadi salah satu maskot masyarakat Lombok, sebagai generasi penerus dari warisan nenek moyang.(*)

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB