GenPI.co Ntb - Satu diantara peninggalan nenek moyang suku Sasak, yang kini mulai pudar ialah tari Rudat.
Rudat adalah satu diantara jenis kesenian rakyat bernafaskan Islam.
Tarian khas suku Sasak ini dimainkan dengan lantunan solawat dan juga pujian terhadap Allah.
Setiap tarian diiringi musik tradisional. Ada beberapa alat musik yang dimainkan Sekaha (pemain musik Rudat).
Alat musik tersebut berupa gendang, biola, rebana, tamborin dan benduli (gitar khas sasak).
Di Pulau Lombok tak banyak yang bisa tarian ini, hanya beberapa wilayah saja yang mempunyainya.
Tarian Rudat hanya dimainkan oleh laki-laki dengan anggota 12 sampai 18 orang.
Kesenian ini berkembang, dan menjadi sangat popular di kalangan masyarakat Lombok.
Rudat memiliki daya tarik tersendiri, gerakan tarinya di adopsi dari gerakan pencak silat.
Gerakan inilah, yang membuat rudat memiliki khasnya dalam kesenian tari.
Rudat sebenarnya bagian dari komedi rudat, yaitu jenis teater tradisional di Lombok.
Tarian ini, memilki ciri khasnya tersendiri seperti gerakan yang monoton dan di ulang-ulang.
Struktur penyajian dalam tarian ini, dilakoni dua orang komandan masuk memperagakan ketangkasan masing-masing.
Setalah itu, enam orang sebagai pasukan masuk mengikuti komandan masing-masing.
Lalu sebelum berakhir, delapan orang penari bersama-sama menampilkan ketangkasan pasukan.
Sebagai akhir pementasan, para penari keluar dengan penuh semangat dan ceria.
Kesenian ini, butuh penyajian waktu yang cukup panjang dalam pementasan.
Adapun kostum para penari ialah kopiah tarbus, jas, celana panjang, atribut pangkat pada kedua bahu.
Lalu dilengkapi selempang dan ikat pinggang yang menjadi khas para penari. (*/berbagai sumber)