Medaq Api, Ritual Pemberian Nama untuk Bayi

02 Desember 2021 12:00

GenPI.co Ntb - Hampir semua sendi kehidupan, tidak lepas dari tatanan adat dan budaya.

Satu diantara adat suku Sasak yang sampai saat ini masih lestari ialah Ritual Medaq (mematikan) Api.

Ritual ini dilakukan sebagai ungkapan syukur dan pemberian nama untuk anak yang baru lahir.

BACA JUGA:  Roah Segare, Cara Bersyukur Nelayan Lobar kepada Allah

Medaq Api biasanya dilakukan pada hari ketujuh atau sembilan setelah sang bayi dilahirkan.

Hal ini menandakan betapa “nama” bagi masyarakat Sasak adalah hal penting karena berkaitan dengan harapan dan doa untuk masa depan sang anak.

BACA JUGA:  Ritual Ngayu Ayu, Cara Warga Sembalun Bersyukur

Dalam Tradisi Medaq Api dimulai dengan menyucikan ibu dan anak.

Kemudian mengambil api dari dapur, dan api selanjutnya dipadamkan di halaman rumah.

BACA JUGA:  Seni Pepaosan Simbol Keberagaman di Lombok Barat

Setelah itu, bayi diayun-ayunkan di atas bara api yang baru dipadamkan yang diikuti kaum wanita. Umumnya masih keluarga.

Mereka mengelilingi api, sambil mengibaskan bagian bawah pakaiannya untuk meniup asap hingga bara api itu padam.

Tradisi ini tidak sembarang dilakukan kecuali oleh para ahli, seperti dukun beranak yang mampu dan bisa melakukan ritual ini.

Pernak-pernik Medak Api, pun tak semudah yang dibayangkan alias membutuhkan ketelatenan.

Sebelum pemberian nama alias Sembe’ dalam bahasa Sasak, kedua benang dipintal rapi untuk dijadikan gelang.

Gelang ini dipakaikan pada kedua pergelangan tangan bayi, pergelangan kaki dan pinggang bayi.

Setelah proses pemakaian gelang baru bayi diberi nama sesuai dengan yang kehendaki.

Caranya adalah dengan menggunakan tanda atau Sembe’ dikening bayi.

Adapun pintalan benang yang dibuat dukun dipakaikan pula kepada ibu bayi yang baru melahirkan.

Tujuannya adalah untuk menghindarkan bayi dari hal-hal buruk.

Benang yang dipintal, tidak boleh diputus kecuali dengan sendirinya.

Yang terakhir adalah, memijat kaki ibu bayi melahirkan dengan keramas parutan kelapa agar terhidar dari penyakit seperi varises.

Usai ritual ini, sang bayi kemudian diberikan nama yang kemudian diumumkan kepada para tetangga secara lisan.

Rangkaian tradisi ini diakhiri dengan selamatan atau syukuran yang dihadiri para tokoh agama, tokoh masyarakat, tetangga dekat, keluarga, dan tamu undangan lainya. (*/berbagai sumber)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB