Filosofi Prosesi dalam Sorong Serah Aji Krame

23 Februari 2022 17:00

GenPI.co Ntb - Proses Sorong Serah Haji Krame ini ditentukan berdasarkan proses pernikahan yang dilalui dan memastikan proses itu sudah ditempuh secara benar dan baik.

Mengutip dari Situs Majelis Adat Sasak, proses dari tahapan tersebut adalah, Mbait atau jemput , baik wali atau permohonan wali nikah.

Akad nikah, Rebaq Pucuk Atau Bait Janji perundingan atau negosiasi) yang merupakan proses penentuan kesepakantan Aji Krame, kemudian disepakati mengenai hari resepsi atau begawe, yang berlangsung dengan proses Sorong Serah Aji Krame lalu diikuti dengan proses Nyongkolan.

BACA JUGA:  Seperti Ini Makna Sorong Serah Aji Krame

Sebagai bentuk akhir dari proses ini adalah Bales Ones Nae atau kunjungan antar keluarga dekat belah pihak.

Filosofi Aji Krame dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi ukhrawi dan sisi duniawi.

BACA JUGA:  MotoGP, Budaya Lokal Perlu Dihadirkan Pada Tamu

Pada sisi ukhrawi, proses ini mengandung pesan spiritual yang mempertautkan hakekat diri manusia dalam hubungan dengan sang pemiliknya.

Pada sisi duniawi, mengandung pesan tentang bagaimana mempelai harus merealisasikan tanggung jawab kehidupan.

BACA JUGA:  Pawang Rinjani-Tokoh Adat Bayan Gencarkan Penanaman Pohon

Dalam design Sorong Serah Aji Krame, sisi ukhwari disebut sebagai nampak lemah atau tanah pijakan yang berarti pondasi spiritual dimana ia berpijak di dalam kehidupannya.

Sisi duniawi disebut sebagai olen yang dimaknai sebagai lakon kehidupan.

Kedua istilah ini yaitu nampak lemah dan olen direpresentasikan melalui piranti berupa sejumlah uang satuan material tertentu, paling baik berbahan logam mulia atau dikonversi dengan sejumlah nilai satuan mata uang.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB