Bejango Beleq Cara Warga Songak Pertahankan Tauhid

Bejango Beleq Cara Warga Songak Pertahankan Tauhid - GenPI.co NTB
Warga beriringan jalan ke makam keramat desa dengan membawa dulang. (Foto : Lembaga Adat Dharma Jagat Desa Songak).

Makna simbolik yang terkandung dari Sesangan ialah pelaksanaan tauhid yakni rukun islam dan rukun iman. Sementara dulang ke dua, ialah Sanganan (makanan).

Saat berkumpul di luar masjid, tabuhan musik tradisional gamelan dimainkan mengiringi ritual tersebut.

Setelah gamelan selesai ditabuh. Warga mulai masuk dengan berbaris ke masjid layaknya akan melaksanakan salat berjamaah.

Tak lama setelah itu, pemangku adat mulai berdzikir dan memanjatkan doa kepada sang pencipta, Allah semesta alam.

Setelah berdoa usai. tokoh desa diminta maju ke mimbar masjid dipandu tokoh adat untuk meminum dan membasuh muka dengan air yang tersedia di guci.

Seusai itu, warga keluar dan jalan menuju makam keramat yang disebut dengan Bejango Nyaur (bayar hutang). 

Prosesinya tak jauh beda seperti yang dilaksanakan di masjid. Perbedaannya hanya pada jalan mengelilingi makam.

"Ini merupakan ritual yang telah diwariskan sejak dari nenek moyang Desa Songak," kata Ketua Lembaga Adat Dharma Jagat Desa Songak Mastur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya