Bejango Beleq Cara Warga Songak Pertahankan Tauhid

Bejango Beleq Cara Warga Songak Pertahankan Tauhid - GenPI.co NTB
Warga beriringan jalan ke makam keramat desa dengan membawa dulang. (Foto : Lembaga Adat Dharma Jagat Desa Songak).

GenPI.co Ntb - Belum lama ini, masyakarat Desa Songak, Kecamatan Sakra Lombok Timur menggelar ritual adat Bejango (silaturahmi) Beleq (besar).

Bagi warga setempat, bejango tak sekadar dilakukan sesama tetangga. Namun lebih dari itu. Warga rutin setiap Senin-Kamis bejango ke makam keramat di desa itu.

Bejango memiliki makna tersendiri bagi warga setempat. Bejango juga cara mereka untuk tetap mengingat hidup dan mati.

Adat Bejango Beleq yang diikuti semua lapisan masyarakat melewati beberapa proses, sebelum ke ritual puncak di makam keramat Desa Songak.

Prosesi diawali dengan warga berkumpul di masjid yang warga sebut dengan Bejango Bewaraq (pemberitahuan). 

Dulang (wadah makanan khas Sasak) pun dibawa ke dalam masjid. Dalam prosesi ini, ada dua jenis dulang yang dibawa warga.

Dulang pertama biasa disebut dengan Sesangan (simbolik). Isinya ada lima, tujuh dan sembilan seprangkat sirih, kemudian rokok klobot Gudang Garam.

Lalu ada Mpok-mpok (dibuat dari gabah yang digoreng), beras kuning, tembakau, korek kayu, kapur dan gambir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya