GenPI.co Ntb - Jajanan anak sekolah perlu memiliki standarisasi. Hal ini sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan anak terhadap berbagai jajanan sekolah yang beredar.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah mengingatkan pentingnya memperhatikan kesehatan jajanan.
"Bicara kesehatan untuk para pelajar, anak-anak NTB banyak yang anemia, rata-rata nggak sarapan, makan di sekolah, sehingga diharapkan kualitas jajanan sekolah di NTB dapat terstandardisasi dengan baik," katanya dilansir dari ANTARA.
BACA JUGA: Pariwisata NTB Terancam, Kenaikan Tiket Pesawat Butuh Intervensi
Wagub menyampaikan ini saat bertemu Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Mataram.
Menurut Wagub, anak sekolah masih mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga membutuhkan konsumsi pangan yang cukup dengan gizi seimbang.
BACA JUGA: Januari-Juni, Data Dinkes DBD di Mataram Capai 385 Kasus
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi dan protein untuk anak umur 7-12 tahun berkisar antara 71,6-89,1 persen dan antara 85,1–137,4 persen.
Namun data menunjukkan bahwa 44,4 persen dan 30,6 persen anak mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal (Riskesdas, 2010).
BACA JUGA: Gubernur NTB Sebut Jatah Preman, Kasta NTB : Buktikan Siapa Itu!
Untuk itu, ia menghimbau BPOM dapat bersinergi dengan seluruh pihak terkait agar dapat mengawasi jajanan sekolah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
