GenPI.co Ntb - Baik sebelum maupun saat sedang melakukan ibadah haji, ada tradisi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat suku Sasak.
Sebelum berangkat, Calon Jemaah Haji (CJH) akan membuka rumahnya untuk dikunjungi warga sekitar.
Ziarah haji memiliki filosofi yang cukup dalam, baik bagi CJH maupun para tamunya yang berziarah.
BACA JUGA: 9 CJH Loteng Tak Lakukan Konfirmasi
Mereka tidak hanya hadir untuk mengucapkan kata selamat dan mendoakan CJH, namun juga memberi kesempatan bagi CJH dan peziarah untuk saling memaafkan.
Saat berziarah, pengunjung biasanya memberikan tambahan saku kepada CJH. Hal itu sebagai tanda suka cita atas perjalanan CJH.
BACA JUGA: Awalnya Sakit, Dapat Kabar Berangkat ke Makkah, Langsung Sembuh
Di masa lampau, ketika transportasi masih menggunakan jalur laut, maka keberangkatan haji membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sehingga, masyarakat biasanya rutin menggelar selakaran pada malam harinya untuk mendoakan keselamatan CJH.
BACA JUGA: Antisipasi PMK, Polda NTB Pantau Lalu Lintas Ternak di NTB
Selakaran ini adalah melantunkan zikir dan sholawat Nabi Muhammad secara bersama-sama, sambil berdiri, dan membentuk lingkaran.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News