Intoleransi Tumbuh Subur di Media Sosial, Begini Penjelasannya

Intoleransi Tumbuh Subur di Media Sosial, Begini Penjelasannya - GenPI.co NTB
Pemred Pusat Media Damai Abdul Malik memaparkan mengenai gerakan intoleran yang menyerang melalui media sosial. (febri/GenPI.co NTB)

Disebutkan, terorisme gaya baru merambat melalui dunia maya. Penguasaan ruang publik, sebagai sarana propaganda.

Al-Qaeda dahulu membuat website, kemudian dikontak berkembang menjadi media sosial.

Muncul sosial messenger seperti BBM, WA, Line, Telegram. Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ada 11 ribu konten sejak 2010 yang berisi radikalisme dan intoleran.

BACA JUGA:  Waspada, Media Sosial Dipenuhi Konten Agama Intoleran

Demografi media massa ini didominasi oleh anak muda. Kalangan muda ini yang harus mendapat literasi mengenai media sosial.

Inilah latar belakang lahirnya D3M pada 2016 saat itu musuhnya website. Saat itu elum menghadapi media sosial.

BACA JUGA:  Waspadai Paham Radikalisme di Media Sosial

Kini eranya lebih berat, karena harus berhadapan dengan media sosial.

"Banyak kejadian dipicu oleh media sosial, seperti kemenangan Trump. Runtuhnya Presiden Tunisia dari pemuda yang membakar diri, ini yang kemudian memicu Arab Spring," imbuhnya.(*)

BACA JUGA:  ITDC Apresiasi Dukungan dari Pemprov NTB

Video heboh hari ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya