GenPI.co Ntb - Pada acara regenerasi Duta Damai Dunia Maya (D3M) Regional NTB membahas mengenai tumbuh suburnya gerakan intoleran di media sosial.
Hal tersebut disampaikan oleh Pemred Pusat Media Damai (PMD) Abdul Malik. Dijelaskan, media sosial merupakan ruang virtual namun bagitu aktual. Di media sosial etika menjadi hilang.
"Yang fiktif dianggap menjadi fakta," katanya, Rabu (23/3).
BACA JUGA: Waspada, Media Sosial Dipenuhi Konten Agama Intoleran
Malik mengatakan, penyakit media sosial yang terjadi adalah hoaks atau berita bohong, hate speech atau ujaran kebencian, dan narasi kekerasan.
"Penyakit ini menyuburkan karakter insecure dan krisis identitas," sambungnya.
BACA JUGA: Waspadai Paham Radikalisme di Media Sosial
Yang baru-baru terjadi, tentang keributan logo halal yang menyerupai gunungan itu begitu bising di media sosial.
Padahal dari penelusuran kebisingan ini hanya dibuat oleh 39 orang.
BACA JUGA: ITDC Apresiasi Dukungan dari Pemprov NTB
"Bisa seperti itu, karena yang lain banyak yang diam," urainya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News