Merawat Keberagaman di Pantai Ampenan

20 Desember 2021 06:30

GenPI.co Ntb - Kota Tua Ampenan merupakan salah satu wilayah yang terletak di Kota Mataram.

Dinamakan Kota Tua karena wilayah ini sangat kental unsur historisnya.

Ada beberapa suku bangsa yang mendiami wilayah ini, antara lain Kampung Melayu, Kampung Tionghoa, Kampung Jawa, dan dan masih banyak lagi.

BACA JUGA:  Ini Cara Pemkot Mataram Cegah Keramaian Nataru

Heterogenitas warga dijaga begitu baik. Mereka hidup rukun.

Di sepanjang jalan masuk ke Pantai Ampenan terdapat banyak warga Tionghoa.

BACA JUGA:  PLN Berikan 60 Kompor Listrik ke Warga Ampenan, Alhamdulillah!

Gaya bangunan rumah mereka dengan ruang tamu sempit, dengan altar kecil yang dipenuhi potret anggota keluarga. Begitu khas.

Di Ampenan sendiri, masih terdapat Wihara Bodhi Dharma yang sudah ada sejak tahun 1804.

BACA JUGA:  Lapak Kuliner di Pantai Ampenan Rusak Parah

Bukti bahwa berbagai suku bangsa di Ampenan telah hidup rukun dari zaman dahulu hingga sekarang.

Di pesisir banyak orang-orang dari Komunitas Bugis yang berprofesi sebagai nelayan.

Ampenan dahulu merupakan pusat bisnis dan pusat dagang di Pulau Lombok.

Ampenan dikenal dengan sebutan Kota Tua, karena Ampenan sangat erat kaitannya dengan sejarah yang ada di Pulau Lombok.

Pada zaman kolonial Belanda, Ampenan menjadi kota pelabuhan utama. 

Pelabuhan Ampenan yang terletak di Pantai Ampenan tersebut mulai dikembangkan sejak tahun 1800.

Menjadi pusat perdagangan di Lombok pada tahun 1948-1950.

Sebagai pusat perdagangan sudah tentu banyak etnis yang mendiami tempat ini, mulai dari Bangsa Tionghoa, Bangsa Melayu, Arab, Bugis, Jawa dan lain sebagainya.

Pelabuhan ini harus ditutup pada tahun 1970 akibat dari gelombang besar di Selat Lombok.

Hingga saat ini puing-puing sisa pelabuhan itu masih dapat dilihat di Pantai Ampenan.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB