GenPI.co Ntb - Pulau Lombok terkenal akan kekayaan adat istiadat, budaya, wisata dan orang-orangnya yang ramah.
Liburan saat lebaran ke Lombok tidak lengkap jika belum menikmati budaya kreatif berupa menenun atau yang dikenal dengan istilah Sasak yaitu Nyensek.
Di Lombok, sentra tenun dapat ditemui dibeberapa wilayah seperti di Lombok Tengah (Loteng) ada Desa Sukarara dan Desa Adat Sade. Sedangkan di Lombok Timur ada di Desa Pringgesela dan Sembalun.
Perlu diketahui bahwa pada alat Nyensek ada empat piranti utama yakni Jajak atau dua bilah panjang kayu sebagai kaki-kaki alat tenun.
Kemudian Berire atau kayu panjang pipih dengan ujung lancip pembentuk motif tenun. Ujung lancip Berire memudahkan keluar masuknya setiap helai benang yang nantinya terangkai menjadi satu kain utuh.
Batang Jajak, semacam pengikat atau penahan serta penyambung alat secara keseluruhan dengan bodi penenun. Selanjutnya ada Pengiring atau alat penggulung benang bahan utama tenunan.
Sentra tenun di Desa Sukarara dapat menjadi pilihan bagi para wisatawan yang berlibur ke Lombok Tengah untuk belajar menenun
Sukarara sebagai sentra tenun sudah diketahui sejak awal 1990-an atau hampir seperempat abad lalu. Bahan kain tenun Sukarara sebagian besar dari benang kapas.
Di Desa Sukarara, para wisatawan juga dapat membeli kain tenun dengan motif yang sangat unik, khas dan menarik sebagai oleh-oleh.
Selain mengamati para ibu-ibu menenun, di Surakara juga terdapat rumah tradisional Sasak berupa Bale Tani. Jenis rumah tradisional ini merupakan bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal.
Adapun jenis rumah tradisional lainnya yang dapat ditemui di Desa Sukarara adalah Lumbung yang digunakan sebagai tempat menyimpan persediaan padi.(*)