Tari Kanja, Seni Beladiri yang Diperhalus

15 Desember 2021 20:30

GenPI.co Ntb - Beragam tarian lahir dari tanah Bima. Tari-tari ini lahir dari hasil cipta, rasa, dan karsa para leluhur. 

Diantara tari yang cukup fenomenal adalah Tari Kanja.

Tarian Kanja juga merupakan tarian klasik istana yang diciptakan oleh Sultan Abdul Kahir Sirajudin pada 1673 setelah masuknya Islam.

BACA JUGA:  Tiga Kuliner Khas Bima yang Sungguh Menggoda Lidah

Tari kanja dimainkan oleh empat sampai enam orang pria. 

Kanja itu sendiri adalah tantangan. Tari ini menggambarkan panglima perang yang gagah berani melawan tantangan di medan laga.

BACA JUGA:  Mbolo Weki, Tradisi Musyawarah Mufakat ala Suku Bima

Gerak-gerak tarinya ditata berdasarkan seni bela diri yang telah diperhalus.

Tari Kanja ada dua macam, yaitu Kanja Rato Renda atau Kanja Kese dan Kanja Ncau atau Kanja Dua (Duel).

BACA JUGA:  Masyarakat Bima dan Dompu Diminta Waspada

Kanja Rato Renda ditarikan oleh seorang penari dengan susunan gerak yang sederhana dan tari ini menggambarkan kesigapan seorang panglima perang dalam melaksanakan tugas pengawalan.

Sedangkan Kanja Ncau ditarikan oleh dua orang penari dengan susunan gerak lebih bervariasi daripada Kanja Rato Renda.

Kanja Ncau melukiskan perang tanding atau duel antara dua orang panglima perang seperti peristiwa sejarah yang mengilhami terciptanya tari ini.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1630 Masehi menjelang runtuhnya Kerajaan Bima atau awal masuknya Agama Islam di Tanah Mbojo.(*)

 

 

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB