Tari Gandrung, Lahir untuk Menghibur Prajurit Perang

10 Desember 2021 05:00

GenPI.co Ntb - Lombok mempunyai berbagai macam daya tarik seni budaya, salah satunya yang cukup terkenal adalah Tari Gandrung.

Tari Gandrung yang ada di Lombok hampir sama dengan Tari Gandrung yang ada di Bali dan Jawa. Bedanya, Tari Gandrung  yang ada di Lombok dari sisi kostum, gerakan, maupun penyajian pertunjukan.

Tari Gandrung merupakan tari tradisional yang dilakukan secara berpasangan antara lelaki dan perempuan.

BACA JUGA:  Barapan Kebo Sumbawa

Sejarahnya, Tari Gandrung sudah ada sejak ekspedisi Kerajaan Majapahit dan awalnya digunakan untuk menghibur para prajurit setelah pulang dari medan perang.

Dengan iringan dari beberapa perangkat gamelan yang ada, para penari wanita menari sambil mengajak satu persatu para prajurit untuk menari secara berpasangan.

BACA JUGA:  Manis Kenyalnya Serabi Lak-lak Khas Lombok

Dalam pertunjukan Tari Gandrung dibagi menjadi 3 babak yaitu, Bapangan, Gandrangan, dan Parianom.

Babak Bapangan, penari wanita keluar dan menari mengelilingi arena sampai selesainya gending. Pada saat itu para penari sambil menari seakan memperkenalkan diri dan menunjukkan pesona yang dimilikinya.

BACA JUGA:  Tari Rudat, Kesenian Lombok yang Hampir Punah

Babak kedua kemudian Gandrangan. Pada babak ini penari menari dengan gerakan yang lebih lincah dan memainkan kipas ditangannya sambil melirik ke arah penonton.

Kemudian penari akan melempar atau menyentuh penonton untuk menari bersama atau masyarakat Lombok sering menyebutnya dengan Ngibing.

Babak terakhir yaitu babak Parianom merupakan perpanjangan babak Gandrangan, namun pada musik pengiringnya diganti dengan musik yang lebih sederhana.

Kemudian penari melengkapinya dengan nyanyian yang sering disebutt bersandaran hingga selesai pertunjukan.

Gerakan dalam tarian tersebut masih berupa improvisasi dari para penari, meskipun beberapa diantaranya merupakan gerakan khas dari tarian ini.

Tarian ini kemudian dikembangkan dan ditata ulang sebagai sebuah kesenian tari pertunjukan oleh para seniman, baik dari segi gerak, busana, maupun jumlah penari, hingga menjadi seperti sekarang.(*)

 

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB