Menelusuri Kisah Kedatuan Benue di Kabupaten Loteng

21 Juni 2022 08:00

GenPI.co Ntb - Tim Ekspedisi Mistis yang diinisiasi oleh PDI Perjuangan NTB bersama lembaga kajian sosial dan politik M16 kembali menelusuri jejak sejarah Sasak masa lalu.

Kali ini tim menelusuri jejak Kedatuan Benue di Pulau Lombok yang diyakini berdiri jauh sebelum Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Pejanggik di Lombok.

Kedatuan ini sejenis kerajaan, Benue diyakini berada di Dusun Dasan Lekong, Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah.

BACA JUGA:  Menarik Wisatawan, Direktur M16 Usulkan Ada Pameran Benda Bertuah

Di sana dijumpai lokasi pemakaman yang dikelilingi tembok serta terdapat 10 makam. Sembilan makan merupakan makam keluarga Kedatuan Benue dan satu makam merupakan seorang ulama.

Tokoh masyarakat setempat yaitu Akhir mengatakan, pada kompleks pemakaman tersebut juga merupakan petilasan Datu Benue. Konon di sekitar makam, Datu Benue hilang secara misterius.

BACA JUGA:  M16 Bakal Menelusuri Jejak Minyak Senggeger dan Banyuurip Sasak

"Jadi kalau orang berziarah ke makam akan membaca 'Assalamualaikum ya waliyullah', karena Datu Benue tidak meninggal di sini, tapi menghilang," katanya, Selasa (21/6/2022).

Saat memasuki area pemakaman, masyarakat diwajibkan untuk membuka alas kaki, seperti masuk ke dalam rumah. Para peziarah pun tidak hanya datang dari Lombok, tapi dari luar Lombok, bahkan hingga mancanegara.

BACA JUGA:  MXGP Samota, Polda NTB Kerahkan Tim Pemburu Drone

Beberapa turis asing dijumpai di lokasi untuk melihat secara langsung makam keluarga Kedatuan Benue dan beberapa artefak peninggalan kedatuan.

Beberapa artefak peninggalan Kedatuan Benue masih tersimpan hingga saat ini. Ada sebuah senjata berupa mata tombak yang telah membatu, guci kuno, pecahan kendi, kepeng tepong (uang bolong), hingga beras yang sudah menghitam karena lama tertimbun di tanah.

Artefak tersebut ditemukan saat terjadi longsor di sekitar lokasi, dan sisanya didapat dari penggalian batu.

Bahkan, masyarakat setempat juga pernah menemukan tulang belulang manusia yang bentuknya cukup panjang. Pada tulang tersebut, ditemukan perhiasan.

Diyakini, tulang-tulang tersebut adalah tulang manusia yang tertimbun letusan Gunung Samalas di Lombok pada tahun 1257.

Akhir mengatakan Datu Benue memiliki julukan Wali Mukmin atau hamba Allah. Datu Benue memiliki seekor kuda yang sangat cepat ketika berlari yang bernama Kuda Sambarani.

Di depan makam tersebut ditemukan tempat mengikat kuda yang lengkap dengan sisa talinya.

Seorang tokoh pemuda Desa Selebung, Muslim, mengatakan Datu Benue ada pada periode 1800 tahun yang lalu. Jauh sebelum Islam datang.

"Datu Benue atau dikenal dengan nama Wali Mukmin menyebarkan prinsip atau nilai Islam secara tauhid. Kalau bicara Islam Nusantara, Wali Mukmin sosok yang fenomenal," ujarnya.

Bahkan nama Datu Benue begitu tersohor di luar Lombok. Banyak peneliti luar negeri yang begitu tertarik untuk mengupas kisah Kedatuan Benue.

"Jejak Datu Benue ditemukan di banyak tempat. Banyak peneliti sangat tertarik untuk meneliti Kedatuan Benue," katanya.

Pada kompleks pemakaman terdapat sebuah batu yang digunakan peziarah untuk menggiling sebuah beras atau dikenal dengan istilah 'bubus' untuk selanjutnya diusapkan pada dahi anaknya dengan tujuan untuk keselamatan.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB