Mengenal Mandi Safar di Pulau Lombok

26 Mei 2022 16:00

GenPI.co Ntb - Ritual mandi Safar atau yang dikenal dengan sebutan Rebo Bontong merupakan salah satu ritual budaya yang ada di Pulau Lombok.

Mandi Safar ini, seperti namanya dilakukan pada bulan Safar (penanggalan hijriyah)z tepatnya pada Rabu akhir bulan tersebut.

Oleh masyarakat suku Sasak, biasanya menggunakan perhitungan bulan hijriyah sebagai tanggal pelaksanaan ritual.

BACA JUGA:  Ombudsman NTB Ingatkan Sekolah Tak Lakukan Pungli

Dilakukannya ritual atau upacara pada Safar tersebut karena masyarakat percaya bulan ini termasuk dalam kategori bulan yang penuh dengan petaka atau musibah.

Untuk itu, dilakukan ritual dengan maksud mencegah atau mengurangi segala bentuk keburukan yang akan menimpa manusia.

BACA JUGA:  Cegah PMK, Distan Mataram Semprot Kandang Ternak

Dalam tradisi itu, dilakukan zikir bersama dan setelah itu begibung atau makan bersama.

Pada ritual ini, masyarakat biasanya menyajikan bubur merah dan bubur putih (bubur tepung campur gula merah). Sajian ini merupakan simbolisasi kebersamaan masyarakat untuk melawan setiap bencana yang mungkin terjadi.

Simbol warna merah bagi masyarakat Sasak ditandai seperti warna darah, maksudnya adalah adanya kesatuan darah yang dimiliki oleh masyarakat.

BACA JUGA:  Menikmati Lezatnya Naga Sari Khas Lombok

Warna bubur merah juga disimbolkan sebagai lambang jasad atau badan kasar tiap-tiap diri manusia.

Sifat-sifat yang perlu ditundukkan dalam diri manusia dilambangkan juga dengan bubur putih sebagai penetral akan manusia yang juga dianugrahi sifat-sifat kebaikan dalam diri.

Kegiatan mandi Safar ini sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat Sasak di wilayah tertentu.

Mereka akan pergi mandi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 Wita ditempat air mengalir seperti kali dan sungai yang besar.

Redaktur: Febrian Putra Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB