Malean Sampi, Mengadu Sapi untuk Merawat Kekeluargaan

16 Januari 2022 12:00

GenPI.co Ntb - Malean Sampi atau mengejar sapi. Biasanya kegiatan ini digelar pada areal persawahan yang ada di Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat (Lobar)

Beda dengan karapan sapi di Madura yang bertujuan untuk lomba.

Namun di Lombok Malean Sampi merupakan wujud rasa syukur para petani yang sudah selesai melaksanakan panen dan menyambut musim tanam berikutnya.

BACA JUGA:  Yuk, Cintai Budaya Milik Kita!

Mengutip dari situs website Pemkab Lobar, di tengah kegembiraan petani dengan hasil produksi pertanian itulah, petani memilih jeda untuk menggelar Malean Sampi yang dilaksanakan di area persawahan berlumpur.

Malean sampi di Lombok juga menjadi salah satu even tradisional budaya turun-temurun yang dilestarikan hingga sekarang.

BACA JUGA:  Budaya Sasak Menjadi Benteng Sirkuit Mandalika

Gelaran Malean Sapi diselenggarakan untuk menyambut kegiatan musim tanam berikutnya dan sebagai wadah bagi petani peternak untuk rekreasi.

Menghibur diri dan menjalin hubungan silaturahim sesama petani peternak agar lebih kuat.

BACA JUGA:  TGH Muchlis : Toleransi di Lobar Berjalan dengan Cair

Dalam kontes Malean Sampi ini, para peserta selain berasal dari petani dan peternak, juga berasal dari para saudagar sapi se-Pulau Lombok.

Sapi yang akan dilombakan terlebih dahulu dikemas atau dihias dan dipercantik dengan sebaik-baiknya agar menarik perhatian penonton.

Hiasan tersebut bisa berupa bendera, stiker atau umbul-umbul kecil dan piranti pelengkap lainnya indah dan elok dipandang mata.

Sapi yang dikonteskan dalam ajang Malean Sampi biasanya dipilih atau diambilkan dari yang pejantan yang tanduknya sudah kelihatan keras dan sudah dibante (disuntik).

Sistem bante dilakukan guna memudahkan para pemilik sapi dalam mengajarkan cara bertanding yang semestinya.

Sapi yang dikonteskan tersebut disandingkan jadi satu pasar dan ditunggangi oleh joki yang tangguh dan berpengalaman.

Secara perlahan satu demi satu pasangan sapi ini dikonteskan dengan berlari melewati jalur lurus yang sudah disiapkan dilahan berlumpur.

Namun dalam Malean Sampi ini tidak dikenal  istilah menang dan kalah.

Namun sapi yang larinya bagus, tak berbelok, maka praktis sapi dimaksud akan menjadi incaran para saudagar sapi untuk dibeli dengan harga tinggi.

Para saudagar berani membeli sepasang sapi tersebut seharga Rp. 30-35 juta.(*)

Redaktur: Febrian Putra

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB