Sebagai warga adalah respon kinerja yang paling sahih. Setiap individu yang mengalami.
Setiap individu secara otonom dapat memberikan komentar.
“Respon warga bisa diagregasi melalui survey,” ucapnya.
BACA JUGA: Warga NTB Puas Dipimpin Zul-Rohmi
Pertanyaan, kata Oji, mengukur kepuasan mestinya menggunakan random sampling ataukah purposive sampling?.
Dia memberikan contoh, dapatkah seseorang yang belum pernah menggunakan layanan Samsat memberikan respon kepuasan terhadap layanan Samsat.
BACA JUGA: Pemprov NTB Luncurkan Kalender Event 2022
Atau dapatkah seseorang yang tidak sekolah di SMA atau anaknya tidak sekolah di SMA memberikan respon kepuasan atas kinerja SMA.
“Jika muncul jawaban tidak tepat, berarti metodologi random kurang relevan utk mengukur kinerja,” imbuhnya.
BACA JUGA: Ini Baru Keren, IKP Pemprov NTB Melejit
Oji menilai, cukup banyak bias dalam penelitian yang dilakukan oleh OMI dalam mengukur kinerja Zul-Rohmi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News