BRI & Pegadaian ICF 2023, Bukti BUMN Solusi Ekosistem Kopi Nasional

BRI & Pegadaian ICF 2023, Bukti BUMN Solusi Ekosistem Kopi Nasional - GenPI.co NTB
Menteri BUMN Erick Thohir memberi perhatian besar terhadap kopi nasional saat membuka acara BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023, Sabtu (6/5). Foto: BRI

Semangat BUMN untuk mengembangkan industri kopi Indonesia salah satunya adalah melalui skema Program Makmur Kopi yang dilakukan oleh semua pelaku ekosistem Kopi Indonesia di PMO Kopi Nusantara dengan BRI sebagai salah satu stakeholders utama di sana. 

“Oleh karena itu saya di BUMN mengajak teman teman di awal bahwa kita harus menjadi solusi. Terciptalah ini, supaya terintegrasi seluruh stakeholders,” pungkasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso menyoroti posisi Indonesia sebagai negara produsen kopi terbesar keempat di dunia. Indonesia hanya menyumbang 6,6% produksi kopi dunia, masih berada di bawah Brasil, Vietnam dan Kolombia. 

BACA JUGA:  Cetak Laba Rp15,56 Triliun dalam 3 Bulan, Saham BBRI Langsung Terbang

Mengutip riset yang dilakukan oleh BRI Research Institute pada tahun 2023, Sunarso menyebut bahwa di sektor hulu, bisnis kopi masih akan terus tumbuh dan berkembang di pasar domestik maupun global. 

Kemudian di sektor hilir, pendapatan kopi global diproyeksikan akan terus meningkat walaupun pertumbuhannya melambat.

BACA JUGA:  Premi Mulai Rp 5 Ribuan, BRI Group Tawarkan Asuransi untuk Pemudik, Praktis Lewat BRImo

“Jadi adalah penting bagi kita semua untuk tahu persis sebenarnya nilai tambah kopi itu ada di fase mana. Dan berapa besar nilai tambahnya, lalu ke mana kita harus fokuskan energi kita untuk meningkatkan nilai tambah kopi kita itu,” ujarnya.

Sunarso pun menjabarkan hasil riset terkait pentingnya peningkatan nilai tambah komoditas tersebut melalui industrialisasi kopi. Saat ini rerata produksi kopi nasional sekitar 600 kg per hektar per tahun. Padahal normalnya adalah 1,5 - 2 ton per hektar per tahun. 

BACA JUGA:  Lebaran 2023: BRI Bagi-Bagi Bonus Spesial Paket Data dan Top Up Pulsa

“Kemudian jika dilakukan penjualan dalam bentuk biji kopi, hanya akan menjadi 500 kg. Harga jualnya sekitar Rp15 juta saja. Adapun jika produksi dalam biji kopi yang sudah diproses roasted, maka akan susut menjadi 350 kg, tapi nilai jualnya menjadi Rp45 juta”, papar Sunarso.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya