Kendati demikian, BRI tetap memperhatikan risiko yang mungkin terjadi seperti inflasi. Oleh sebab itu, BRI tetap mengelola sebaik mungkin dinamika likuiditas di pasar.
“Jadi yang penting menurut saya di 2023 ini, inflasi dikendalikan, pertumbuhan didorong dengan cara me-manage likuiditas di pasar, just right liquidity. Jadi jangan sampai kelebihan nanti menimbulkan inflasi, tapi jangan sampai kekurangan nanti akan menghambat pertumbuhan,” lanjutnya.
Dalam kesempatan lain, Sunarso bersyukur karena pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup solid dengan peluang resesi sebesar 3%, yang secara teoritis jauh dari batas maksimal yakni 20%. Hal ini juga yang membuat BRI berani menerapkan strategi dengan memberi banyak kredit ke masyarakat.
BACA JUGA: Konsisten Terapkan Prinsip Keberlanjutan, Indeks & Peringkat ESG BRI Menanjak
Dari sana, Sunarso juga percaya dan optimis sistem perbankan di Indonesia juga akan mencatatkan kinerja solid terhadap semua tantangan yang ada. Terakhir, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak takut untuk mengambil kredit di bank.
“Kita tetap optimis, dan perbankan kita juga solid. Karena itu pesan pertama, maka jangan khawatir untuk menaruh uangnya di bank. Tapi kemudian untuk mendorong pertumbuhan juga, jangan takut minta kredit di bank,” ucapnya.
BACA JUGA: Memberi Makna Indonesia, Sederet Capaian BRI Terus Tebarkan Social Values
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
