Kadri pun menyinggung kericuhan yang muncul akibat ceramah kontroversial seorang ustad.
Kemudian cuitan politisi yang menghina Tuhan, dinilai contoh yang kurang baik.
“Itu hal yang kurang tepat untuk merawat pluralisme di daerah maupun Indonesia,” bebernya.
BACA JUGA: MAS Inisiasi Agenda Moderasi Beragama di Kota Mataram
Kadri menjadi orang yang percaya bahwa untuk menjadi arif, bijak, dan toleran butuh proses dan pembiasaan.
Oleh karena itu, membangun budaya toleran sejak usia dini akan berefek jangka panjang karena budaya tersebut akan terus terinternalisasi dan diimplementasikan oleh setiap individu.
BACA JUGA: Bupati Lotara Bahas Moderasi Beragama
“Akan ditunjukkan selama berinteraksi sosial di ruang publik yang makin pluralis,” tutupnya.(*)
BACA JUGA: Merawat Keberagaman di Pantai Ampenan
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News