Nyalamaq Dilauq Simbol Rasa Syukur Atas Karunia Tuhan

23 November 2021 06:00

GenPI.co Ntb -  Tradisi selamatan laut di Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB), masih bertahan hingga kini.

Tradisi ini bagi bagi masyarakat pesisir di Desa Tanjung Luar Lombok Timur dikenal dengan nyalamaq dilauq.

Ritual nyalamaq dilauq memiliki makna wujud rasa syukur manusia terhadap kontribusi alam ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa.

Selain itu, makna lain dari ritual ini ialah manusia dan laut sebagai bagian dari ciptaan Tuhan harus bersahabat dan saling menjaga.

Sehingga kedua ciptaan Tuhan ini bisa terus saling memberikan kontribusi.

Sebelum ritual, para tetua adat dipimpin seorang sanro (dukun) memimpin pertemuan penentuan tanggal pelaksanaan acara.

Meski kegiatan ini tahunan, bukan berarti tanggal dan bulan sama setiap tahun.

Para sanro harus melihat langit, seperti yang diajarkan para leluhur sejak dulu.

Beberapa malam sebelum tanggal ritual dimulai, para sanro mulai mengamati langit.

Tanda ritual akan mulai harus bersamaan dengan kemunculan pupuru (bintang sembilan).

Setelah pupuru terlihat, baru rangkaian ritual mulai. Masyarakat dikabari, kepanitiaan dibentuk, dan perlengkapan disiapkan.

Panitia yang dibentuk bertugas mencari perlengkapan ritual atas permintaan sanro.

Perlengkapan yang dikumpulkan tak boleh ada yang kurang, atau salah cara memasang maupun keliru menempatkan.

Jika itu terjadi, keyakinan turun temurun yang diteruskan jika ada kesalahan, ritual tak akan berjalan mulus, atau bisa kena bencana.

Bendera yang disebut ula-ula kuning memanjang dipasang di atas panggung. Menjulang tinggi.

Tidak boleh terlipat. Jika terlipat, konon bisa mendatangkan sesuatu yang tak baik.

Puncak ritual, nelayan yang memiliki perahu mengawal pelarungan (menghanyutkan) kepala kerbau di tengah laut.

Kepala kerbau itu tak sembarangan dilepas. Sanro merapal mantra, meminta petunjuk di mana titik melepas kepala kerbau.

Perahu-perahu nelayan lain mengawal dari depan, samping, dan belakang.

Setiap perahu diisi keluarga, dan warga lain. Mereka ramai-ramai mengawal hingga proses pelarungan selesai. (*)

 

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co NTB