GenPI.co Ntb - Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok memiliki tujuh indikator kinerja utama yang menjadi target untuk dicapai setiap tahunnya.
Pada 2022, terdapat tiga yang belum tercapai optimal dari tujuh indikator yang sudah ditetapkan.
Indikator pertama yang belum tercapai pada 2022 ialah waktu tunggu maksimal lulusan perguruan tinggi untuk terserap di sektor pariwisata.
"Hanya tercapai 96 persen dari target lima bulan," kata Direktur Poltekpar Lombok Herry Rachmat Widjaja kepada GenPI.co NTB, Rabu (10/5).
Dia menjelaskan indikator kedua terkait rasio penelitian kepariwisataan dari target 80 persen telah terpenuhi, bahkan melebihi.
"Total penelitian yang dihasilkan mencapai 125 persen. Kami telah melampaui target," ujar Herry.
Selanjutnya, indikator ketiga ialah rasio pengabdian kepada masyarakat dengan target sebesar 70 persen.
"Ini juga mampu melebihi target dengan realisasi sebanyak 143 persen," ungkap Herry.
Keempat, rasio lulusan terhadap mahasiswa baru dengan target 95 persen hanya tercapai 85 persen.
"Hal ini menjadi salah satu perhatian penting kami agar dapat menjaga stabilitas jumlah mahasiswa," imbuh Herry.
Kelima, jumlah mahasiswa pendidikan vokasi yang tersertifikasi mencapai realisasi 233 dari target 212 mahasiswa.
Keenam, jumlah program studi (prodi) yang terakreditasi baik sekali baru terealisasi satu program.
"Kami menargetkan dua prodi. Target pada 2022 belum tercapai," ucap Herry.
Pihaknya telah dilakukan proses re-akreditasi bagi tiga program studi yang ada di Poltekpar Lombok pada tahun ini, yakni usaha perjalanan wisata, divisi kamar, prodi seni kuliner.
Sementara itu, indikator ketujuh ialah rasio kerja sama yang dengan target 79 persen dan dapat terealisasi mencapai 124 persen. (*)