GenPI.co Ntb - Puasa Ramadan 2023 tidak menyurutkan semangat Muhtar bekerja sebagai buruh junjung di pasar tradisional Renteng, Lombok Tengah.
Muhtar tetap bersemangat bekerja demi mencari uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Pria paruh baya itu mengaku mulai menjadi buruh angkut sejak berusia 17 tahun.
"Saya memutuskan berhenti sekolah dan menjadi buruh junjung demi memenuhi biaya hidup," kata Muhtar kepada GenPI.co NTB, Minggu (2/4).
Bagi dia, tidak ada pilihan lain ketika dihadapkan pada situasi ekonomi yang terpuruk.
"Saya mengikuti jejak ayah sebagai buruh angkut di pasar tradisional Praya sekitar tahun 1990-an," ujar Muhtar.
Setiap pukul 05:00 WITA, ayah empat anak itu sudah berada di pasar Renteng untuk mengangkut berbagai jenis sayur dan bahan pokok lainnya.
"Permintaan paling dominan untuk diangkut ialah sayur," sebut Muhtar.
Dalam sekali angkut, Muhtar mendapat upah Rp 15 ribu. Dalam sehari, dia bisa mendapatkan Rp 100 ribu.
"Sebulan bisa mencapai Rp 3 juta. Alhamdulillah cukup untuk biaya sekolah anak dan makan sehari-hari," kata pria asal Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, itu.
Dia tidak memungkiri rasa lelah melanda selama bekerja. Namun, Muhtar harus melawannya demi mendapatkan uang.
"Jelas capek, tetapi semua ini demi menafkahi keluarga di rumah," ungkap Muhtar.
Menurut dia, pendapatannya saat Ramadan atau hari biasa tidak jauh berbeda.
Namun, dia bisa mendapatkan lebih dari Rp 100 ribu sehari saat Ramadan karena stok barang cukup banyak. (*)