Pepaosan, Seni Baca Lontar Bahasa Kawi di Lombok Barat

25 Januari 2023 12:00

GenPI.co Ntb - Seni Pepaosan, sejak leluhur hingga saat ini masih terjaga baik di Lombok Barat.

Hampir semua hajatan, baik sunatan, pernikahan, kesenian ini selalu ditampilkan warga.

Dari berbagai sumber, Pepaosan merupakan tradisi senin membaca manuskrip berbahasa Kawi.

Di mana, manuskrip ini tertulis di atas daun lontar dari pohon tal atau siwalan.

Biasanya tulisan yang dibacakan, berisi riwayat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.

Bahasa Kawi sendiri merupakan pengembangan Bahasa Jawa Kuno yang mendapat pengaruh Sansekerta.

Suku Sasak di Lombok Barat, menerima penyebaran bahasa dari Jawa lalu disesuaikan dengan budaya.

Penyebaran Hindu-Budha hingga Islam termasuk penggunaan Bahasa Arab di Lombok Barat, ikut mempengaruhi.

Tulisan di atas daun lontar tersebut, sejak zaman leluhur hingga saat ini disebut Takepan.

Jumlah Takepan, tak kurang dari 3.700 dengan beragam aksara dan bahasa.

Naskah ini, merupakan simbol keberagaman budaya yang berpadu menjadi satu.

Seluruh yang tertulis, bercerita mengenai kisah raja, kajian agama, petunjuk ritual serta kehidupan.

Seni Pepaosan sampai saat ini dimainkan empat orang, mengenakan pakaian adat suku Sasak.

Orang pertama dinamakan pemaos atau penembang, orang kedua disebut piteges atau penerjemah.

Sedang orang ketiga disebut penyarub atau penyambung, dan keempat disebut pemboa atau pendengar.(Antara)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB