Mengenal Roah Adat Desa Batu Kumbung Lombok Barat

23 Januari 2023 12:00

GenPI.co Ntb - Roah Adat, salah satu tradisi masyarakat Desa Batu Kumbung, Lombok Barat yang dijaga hingga saat ini.

Tradisi tersebut, adalah cara menyampaikan rasa syukur dan memohon keberkahan dari hasil panen.

Masyarakat Desa Batu Kumbung, setiap tahunnya menggelar tradisi ini turun temurun sejak dahulu.

Dikutip dari laman dispar Lombok Barat, Roah Adat ini berlokasi di petilasan Pancor Denek.

Tempat ini, dipercaya peninggalan salah satu penyiar agama Islam bernama Patinglaga Denek Prawangsa.

Patinglaga Denek Prawangsa, saat ini lebih dikenal dengan nama Sayyid Abdullah Zain Al-Hamidi.

Di tempat ini, juga masih bisa dijumpai sejumlah peninggalan semasa berdakwah dahulu.

Seperti Alquran tulis tangan, naskah kutbah Jumat pada lembaran kulit onta, tulisan kuno di daun lontar.

Hingga beberapa lembar kain gendongan, yang berhiaskan koin kuno.

Adapun rangkaian tradisi Roah Adat, dimulai dengan Tunas Paice yakni berziarah ke Kemalik di Lingsar.

Lalu dilanjutkan Berejap, di mana masyarakat berbondong-bondong mempersiapkan pusaka dan benda peninggalan.

Benda pusaka dan peninggalan tersebut, dibawa dipersiapkan ke petilasan Pancor Denek.

Selain itu, masyarakat juga membuat dulang pesaji, yaitu makanan olahan yang ditempatkan di wadah.

Seluruh makanan tersebut, dibawa ke tempat pusat ritual adat yaitu petilasan Pancor Denek.

Selanjutnya dilanjut dengan pengajian umum, yang disampaikan tokoh agama, diikuti zikir dan do'a bersama.

Setelah itu, pembukaan benda peninggalan sang pendakwah dan mengambil air doa yang sudah disiapkan di petilasan.

Ritual diakhiri dengan begibung, atau makan secara bersama-sama di lokasi ritual.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB