Mengenal Bejango Beleq Warga Songak Lombok Timur

17 Januari 2023 12:00

GenPI.co Ntb - Tradisi yang masih dilakukan warga Desa Songak, Lombok Timur salah satunya ritual adat Bejango Beleq.

Bejango Beleq sendiri memiliki makna, kunjungan besar atau silaturahmi secara besar-besaran.

Bagi warga Songak, Bejango tak sekadar ke tetangga namun juga rutin setiap Senin-Kamis ke makam keramat.

Bejango memiliki makna bagi warga setempat, yakni salah satu cara untuk tetap mengingat hidup dan mati.

Adat Bejango Beleq, diikuti semua lapisan masyarakat dengan beberapa proses sebelum ke ritual puncak.

Prosesi diawali, dengan warga berkumpul di masjid yang warga sebut dengan Bejango Bewaraq (pemberitahuan).

Dulang atau wadah makanan dibawa ke dalam masjid. Dalam prosesi ini, ada dua jenis dulang yang dibawa warga.

Dulang pertama, disebut Sesangan (simbolik) berisi lima, tujuh dan sembilan seprangkat sirih, rokok klobot.

Lalu ada Mpok-mpok yang dibuat dari gabah digoreng, beras kuning, tembakau, korek kayu, kapur dan gambir.

Makna simbolik dari Sesangan, ialah pelaksanaan tauhid yakni rukun islam dan rukun iman.

Sementara dulang ke dua, ialah Sanganan atau makanan.

Saat berkumpul di luar masjid, tabuhan musik tradisional gamelan dimainkan mengiringi ritual.

Setelah gamelan selesai ditabuh. Warga masuk berbaris ke masjid layaknya akan melaksanakan salat berjamaah.

Tak lama setelah itu, pemangku adat berdzikir dan memanjatkan doa kepada sang pencipta, Allah semesta alam.

Seusai itu, warga keluar dan jalan menuju makam keramat yang disebut Bejango Nyaur atau bayar hutang.

Prosesinya tak jauh beda seperti yang di masjid namun perbedaannya hanya pada jalan mengelilingi makam.(*)

Redaktur: Zainal Abidin Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB