Filosofi Tersembunyi dari Gendang Peresean Lombok

25 Oktober 2022 18:00

GenPI.co Ntb - Peresean salah satu tradisi, di Pulau Lombok yang keberadaannya populer di kalangan wisatawan.

Tradisi ini, juga merupakan tradisi leluhur yang sebagian meyakini bisa menurunkan hujan.

Para peserta atau disebut pepadu (pendekar) yang berlaga, merupakan orang yang sudah terlatih.

Di arena, pepadu membawa penjalin atau rotan dengan panjang satu meter lebih dan sebuah ende (tameng).

Tameng tersebut, sejak dahulu kala terbuat dari kulit sapi.

Para pepadu yang bertarung dianggap kalah, jika menyerah atau mengeluarkan darah di bagian kepala.

Namun salah satu yang menarik di tradisi ini, ialah alunan musik pengiring pertandingan.

Dalam peresean, biasanya diiringi musik tradisional yang disebut gendang atau celilong.

Konon, diyakini jika suara gendang membuat para prajurit menjadi lebih berani berkorban membela kerajaan.

Sehingga, gendang peresean pun diyakini dapat menjadikan pepadu memiliki keinginan kuat bertarung.

Irama yang dimainkan sebelum mulai peresean, saat bertarung dan saat pepadu kalah berbeda-beda.

Untuk menghasilkan irama harmonis, gendang dipadukan dengan gong, terumpang, pencek, oncer dan seruling.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB