Salin Dede, Kelengkapan Adat Sorong Serah Aji Krame

12 Desember 2021 09:00

GenPI.co Ntb - Salin Dede satu di antara kelengkapan adat istiadat Sorong Serah Aji Krame bagi masyarakat suku Sasak.

Prosesi ini dilakukan jika pengantin perempuan masih perawan atau belum pernah menikah.

Tidak berlaku kepada pengantin laki-laki, sekalipun statusnya duda jika menikahi perawan maka Salin Dede tetap digelar.

Salin dede berasal dari dua kata, yakni Salin dan Dede. Kata Salin memiliki arti mengganti sedang Dede berarti mengasuh.

Jadi, Salin Dede memiliki pengertian mengganti untuk mengasuh.

Makna utama, Salin Dede adalah serah terima tanggung jawab dari pihak keluarga pengantin perempuan kepada suaminya.

Adapun wujud dari Salin Dede adalah kain umbaq, ponjol, ceraken, kedogan (sabuk nganak).

Selain itu ada semprong tereng, kain putih, benang kataq dan pisau kecil untuk sunatan.

Barang-barang yang dikeluarkan tersebut, memiliki makna kebutuhan sang ibu waktu melahirkan dan mengasuh bayinya.

Filosofinya, barang tersebut sebagai pengganti kebutuhan ibu.

Pembayun dibutuhkan dalam pelaksanaannya, lantaran dia lebih mengetahui mengenai tata cara prosesi ini.

Sementara Sorong Serah Aji Krame, adalah upacara penyatuan atau pengukuhan kedua pihak keluarga.

Setelah itu, dilakukan pegat doe dinyatakan puput atau selesai.

Setelah Sorong Serah Aji Krame maka tidak ada lagi hal yang dibicarakan.

Pada akhir acara pegat doe ada kalimat yang harus diucapkan, yaitu 'Yen samput puput aji krame tan onang kebaos malih'.

Artinya, setelah selesai pelaksanaan Aji Krame maka tidak boleh ada yang dibicarakan lagi.

Sorong Serah Aji Krame dilaksanakan setelah melaiq, selabar atau sejati dan nuntut wali selesai dikerjakan.

Setelah proses Aji Krame selesai maka dibagikan jinah atau uang Aji Krame tersebut kepada yang hadir.

Namun tidak semua dibagikan, lantaran dari uang itu ada hak Kepala Dusun berupa Kor Jiwe.

Kepala Desa juga mendapat bagian Babas Kute, yang jumlahnya disesuaikan dengan keuangan.

Secara hukum adat, diharuskan memakai pakaian adat seperti baju Godek Nongkek.

Minimal bebet dan sapuk jika tidak punya pakaian lengkap. (*)

Redaktur: Zainal Abidin Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co NTB