Nyongkolan, Tradisi Puncak di Pernikahan Suku Sasak

01 Oktober 2022 15:00

GenPI.co Ntb - Akhir pekan atau bulan khusus di Pulau Lombok, sering dijumpai jalanan ramai orang berjalan berbaris.

Puluhan bahkan ratusan orang berjajar begitu panjang, menggunakan baju adat.

Ada dua kelompok yang membawa payung untuk menaungi seorang lelaki dan perempuan.

Kegiatan inilah, yang disebut tradisi Nyongkolan. Salah satu tradisi, suku Sasak dalam pernikahan.

Nyongkolan sendiri, merupakan puncak dari semua tahapan ritual pernikahan dalam adat Sasak.

Dua kelompok yang membawa payung tadi, merupakan iring-iringan mempelai perempuan dan laki-laki.

Pasangan pengantin, layaknya seorang raja dan ratu menuju kediaman mempelai wanita.

Mempelai pria berjalan didampingi dua pemuda, dan dua orang gadis mendampingi mempelai wanita.

Rombongan Nyongkolan, terdiri dari keluarga, kerabat, sahabat dan tetangga mempelai pria.

Jika jarak rumah pengantin laki-laki cukup dekat, titik awal Nyongkolan dimulai dari kediaman mempelai.

Bila jauh, rombongan diangkut menggunakan kendaraan dan memulai iring-iringan dari perbatasan desa mempelai wanita.

Nyongkolan memiliki makna, pengumuman kepada masyarakat bahwa seorang gadis asal desa itu resmi dipersunting.

Hal ini sangat penting, dikarenakan seluruh prosesi pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai laki-laki.

Rombongan juga akan diiringi oleh grup musik tradisional Gendang Beleq, Cilokak atau Kelentang.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB