GenPI.co Ntb - Gotong royong bagi masyarakat suku Sasak, sejak dahulu selalu tercermin hampir di setiap semua aktivitas.
Salah satu cara merawat gotong royong itu, ialah dengan tradisi Ran atau tukang masak saat ada acara.
Tradisi Ran hingga saat ini, terjaga kuat dalam setiap hajatan seperti perkawinan, syukuran dan lain-lain.
Melansir dari majelisadatsasak.org, tradisi ini ialah saat para tetangga memberi bantuan untuk suatu acara.
Para chef lokal atau Ran tersebut, dipilih dari orang-orang yang diakui keahliannya dalam memasak.
Ran adalah, orang yang menguasai ilmu masakan tradisional Sasak seperti ares, sayur nangke, gedang.
Kemudian gulai daging, rawon, pelalah daging dan lain sebagainya.
Terdapat etika, saat meminta bantuan pada Ran yakni dengan mendatangi rumah Ran beberapa hari sebelum hajatan.
Pada saat mengunjungi Ran itu, sang pemilik hajat juga membawa beras dan salawat kepada Ran.
Demikian setelah selesai acara, pemilik hajat kembali memberikan salawat serta beras atau gula kepada Ran.
Pemberian tersebut, tida dimaknai sebagai suatu hubungan komersil.
Pemberian itu, merupakan suatu tanda terima kasih serta tanda hubungan harmonis dalam masyarakat.
Ran bisa terdiri dari sekelompok perempuan. Namun tidak jarang juga ada Ran laki-laki.
Para Ran, berbagi tugas yakni bertanggung jawab pada satu atau beberapa jenis masakan.(*)