Tradisi Boteng Tunggul Warga Pringgasela Lombok Timur

31 Agustus 2022 08:00

GenPI.co Ntb - Salah satu tradisi warga Pringgasela, Lombok Timur warisan leluhur ialah Boteng Tunggul.

Boteng Tunggul adalah tradisi yang biasa digelar masyarakat mengiringi upacara adat gawe desa.

Bagi warga Pringgasela, tradisi ini memiliki makna dan nilai kesakralan yang sangat tinggi.

Nama Boteng Tunggul sendiri memiliki makna mendalam, yakni Boteng ialah berdiri.

Sedang Tunggul adalah kain tenun yang dibuat pertama kali oleh tokoh tenun Pringgasela yaitu Lebai Nursini.

Kini tunggul tersebut, telah berumur ± 850 tahun, yang berarti sudah berada di tangan generasi ke 17.

Tradisi ini juga, menjadi salah satu cermin sejarah perjalanan tenun Pringgasela.

Prosesi tradisi, dilakukan dengan mengikat kain tenun pada pohon bambu petung, sehingga seperti umbul-umbul.

Meski begitu, ada syarat khusus ketika akan mengibarkan dalam suatu kegiatan adat gawe desa.

Syaratnya mulai dari bambu harus diambil utuh, mulai dari bagian akar sampai ujungnya.

Kemudian, orang yang mengikatkan kain itu hanyalah pewaris tradisi.

Prosesi diiringi seni tradisional Sasak, yaitu Gendang Beleq dan kesenian Rantok.

Masyarakat Pringgasela, menganggap Tunggul adalah tenun Pringgasela di mana mereka sadar dilahirkan dengan tenun.

Tunggul ini, juga sering digunakan sebagai media pengobatan dengan memanjatkan doa dan salawat.

Tunggul terakhir kali dikibarkan pada 1979 silam, ketika pewaris dari kain ini menikah.

Sejak saat itu, masyarakat sudah tidak pernah melihat tunggul dikibarkan.(*)

Redaktur: Zainal Abidin

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB