Mengenal Ritual Keliling Makam Kemaliq Embung Puntik

20 Agustus 2022 18:00

GenPI.co Ntb - Makam di Desa Sengkerang, Lombok Tengah, yang biasa disebut Kemaliq Embung Puntik, menjadi langganan penziarah.

Diketahui, makan itu imerupakan makam ulama penyebar Islam di Lombok bernama Denek Mas Suryadiningrat.

Lokasi makam ini pun, sering menjadi lokasi ritual adat. Salah satunya ritual, Saur Sangi.

Ritual Saur Sangi digelar oleh masyarakat yang telah terkabulkan hajatnya.

Mereka akan datang kembali ke makam, bentuk rasa syukur terkabulkan keinginannya.

"Rritual juga ada saat anak akan dikhitan. Akan ada proses adat yang digelar," ujar Penjaga Makam Lalu Jasmawadi, Jumat (19/8/2022).

Sebelum dikhitan, anak dibawa ke makam dengan diantar keluarga, dan menggelar tradisi pemotongan selendang.

Makam ini tidak sembarang, dapat dimasuki penziarah. Harus ada ritual mengelilingi makam sembilan kali.

"Jika penziarah tidak bisa, diberikan keringanan tujuh kali atau tiga kali," ujarnya.

Masyarakat meyakini dengan mengelilingi makam, mengingat kembali sebelum manusia lahir ke dunia.

Manusia berada pada rahim ibu, dan suatu saat akan meninggal dunia.

Hidup di dunia yang singkat, harus diisi dengan berbuat kebaikan sebagai bekal di akhirat.

Jika ritual mengelilingi makam tidak diindahkan penziarah, sering ditemui fenomena kesurupan.

Lalu Jasmawadi mengungkapkan, makam ini sebenarnya merupakan petilasan Denek Mas Suryadiningrat.

"Konon jasadnya menghilang dan tidak pernah muncul," ungkapnya.

Denek Mas Suryadi Ningrat selain menyebarkan Islam, juga menciptakan sebuah lontar bernama Indarjaye.

Lontar tersebut berguna, jika ada anak kecil yang telat berbicara melewati umur, maka lontar akan dibacakan.

"Banyak anak terlambat bicara, begitu dibacakan lontar Indarjaye lancar," katanya.(*)

Redaktur: Zainal Abidin Reporter: Ahmad Sakurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co NTB